Artikel Revolusi Industri 4.0
Sabtu, 25
Agustus 2018 01:10 WIB
Kemendikbud
(ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
Apakah guru
sudah bisa mendidik lewat internet, apakah bisa memberi nilai Pedagogik melalui
internet, ini yang harus difikirkan
Bogor,
(ANTARA News) - Era Revolusi Industri 4.0 atau generasi keempat tidak hanya
menjadi beban perguruan tinggi, tetapi harus dimulai dari pendidikan dasar dan
menengah, kata akademisi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof
Prio Suprobo.
"Perguruan tinggi mulai mengantisipasi dampak 4.0, ini terus dibahas. Pertanyaan kami dari kalangan perguruan tinggi apakah pendidikan dasar dan menengah sudah mengantisipasi ini atau belum," kata Prof Prio Suprobo yang juga Ketua Majelis Senat Akademik Perguruan Tinggi Negeri Badan?Hukum (PTNBH) di Bogor, Jumat.
Suprobo mengatakan, mengantisipasi dampak revolusi industri jangan hanya ditimpakan ke PTNBH tetapi juga harus dimulai dari pendidikan dasar dan menengah.
"Ini menarik untuk dikaji, apakah pendidikan dasar dan menengah kita sudah mengantisipasi 4.0 dan memfasilitasi generasi milenial saat ini," katanya.
Menurut Probo, diterapkannya akademik 4.0 tidak hanya berlaku bagi pelajar saja, tetapi juga guru SD.
Guru harus mengajarkan para siswa untuk belajar menggunakan bahan ajaran 4.0.
"Apakah guru sudah bisa mendidik lewat internet, apakah bisa memberi nilai Pedagogik melalui internet, ini yang harus difikirkan," kata Dosen Teknik Sipil dari ITS ini.
Sementara itu, Ketua MSA PTNBH periode 2017-2018, Prof Tridoyo Kusumastanto mengingatkan pentingnya pendidikan dasar dan menengah untuk menerapkan pendidikan 4.0.
Menurut dia, akan sangat berpengaruh apabila pendidikan dasar dan menengah belum menerapkan pendidikan 4.0.
"Sangat berpengaruh karena ada namanya Student imteks. Kalau tidak nyambung akan lebih sulit bisa dapat mengembangkan dengan kecepatan atau ekselerasi yang dilakukan," katanya.
Triyono menambahkan, perlu interaksi kementerian terkait yakni Kemeristekdikti, kementerian pendidikan dan kementerian keuangan, agar pendidikan 4.0 bisa diterapkan di seluruh dunia pendidikan.*
"Perguruan tinggi mulai mengantisipasi dampak 4.0, ini terus dibahas. Pertanyaan kami dari kalangan perguruan tinggi apakah pendidikan dasar dan menengah sudah mengantisipasi ini atau belum," kata Prof Prio Suprobo yang juga Ketua Majelis Senat Akademik Perguruan Tinggi Negeri Badan?Hukum (PTNBH) di Bogor, Jumat.
Suprobo mengatakan, mengantisipasi dampak revolusi industri jangan hanya ditimpakan ke PTNBH tetapi juga harus dimulai dari pendidikan dasar dan menengah.
"Ini menarik untuk dikaji, apakah pendidikan dasar dan menengah kita sudah mengantisipasi 4.0 dan memfasilitasi generasi milenial saat ini," katanya.
Menurut Probo, diterapkannya akademik 4.0 tidak hanya berlaku bagi pelajar saja, tetapi juga guru SD.
Guru harus mengajarkan para siswa untuk belajar menggunakan bahan ajaran 4.0.
"Apakah guru sudah bisa mendidik lewat internet, apakah bisa memberi nilai Pedagogik melalui internet, ini yang harus difikirkan," kata Dosen Teknik Sipil dari ITS ini.
Sementara itu, Ketua MSA PTNBH periode 2017-2018, Prof Tridoyo Kusumastanto mengingatkan pentingnya pendidikan dasar dan menengah untuk menerapkan pendidikan 4.0.
Menurut dia, akan sangat berpengaruh apabila pendidikan dasar dan menengah belum menerapkan pendidikan 4.0.
"Sangat berpengaruh karena ada namanya Student imteks. Kalau tidak nyambung akan lebih sulit bisa dapat mengembangkan dengan kecepatan atau ekselerasi yang dilakukan," katanya.
Triyono menambahkan, perlu interaksi kementerian terkait yakni Kemeristekdikti, kementerian pendidikan dan kementerian keuangan, agar pendidikan 4.0 bisa diterapkan di seluruh dunia pendidikan.*
Antara
News, di unduh pada 01 Januari 2019 pukul 18.00. https://www.antaranews.com/berita/741336/akademisi-revolusi-industri-40-mulai-dari-pendidikan-dasar
Comments
Post a Comment